Penulis adalah Guru Besar STF Driyarkara, Dosen Pascasarjana UI, Dosen Pascasarjana ISI Solo, & Budayawan
Kita baru saja mengalami dengan jelas sekali bahwa daya kreatif bangsa bersumber pada keragaman atau kebinekaan yang kaya dengan locus genius; alam; budaya lokal serta kekhas an penyangga kehidupan daerah yang maritim; agraris petani pedalaman; hutan raya; pantai kota kota pesisir; serta budaya budaya lokal Nusantara.
Kekayaan keragaman yang oleh Denys Lombard ditelusuri sebagai sikap bangsa yang mampu merajut lapislapis seleksi yang terus merekatkan dari budaya alam asli lalu menyerap Hindu dan Buddha; kemudian nilai nilai Islam; diteruskan Tiongkok dengan perda gang an serta pem-Baratan pertama Portugis-Spanyol dan pem-Baratan kedua yaitu oleh Belanda yang semula berdagang lalu menjadi kolonial.
Kekuatan keragaman ditentukan oleh ada atau tidak ruang bagi masyara kat Nusantara ini untuk merajut secara merdeka kebinekaan menjadi pere kat identitas bersama yang menghargai perbedaan. Keunikan identitas-identitas lokal, lalu konsensus untuk suatu tekad mengIndonesia bertolak dari masyarakat majemuk, yang dengan perjanjian kontrak merdeka mau mewujudkan Indonesia yang merdeka, pluralis, dengan kepastian hukum dan keadaban dalam suatu konsensus negara yang demokratis.