Efisiensi menjadi penting dalam implementasi TI. Hal ini berdampak pada konsistensi layanan kepada nasabah. Tidak lagi karena alasan pemeliharaan sistem. Kompetensi digital menjadi tantangan industri di masa depan.
BPD Forum 2025 di Bali; adaptasi dengan perkembangan teknologi
Teknologi perbankan rentan terhadap gun cangan. Tidak heran jika sistem teknologi informasi (TI) atau istilah asingnya information technology (IT) perbankan kerap kali dilakukan maintenance dengan dalih “ada pemeliharaan sistem untuk meningkatkan pelayanan dan penguatan keamanan”. Ini bukan hal yang baru. Hampir semua bank mengalami kasus tersebut. Yang membeda kan adalah cara penangan annya saja, terutama pen dekatan communication skills dari public relation bank yang bersangkutan.
Kondisi tersebut me nunjukkan bahwa digital resilience perbankan masih relatif rendah. Mitigasi risiko dan analisis dampak dengan menggunakan model tradisional yang dilakukan perbankan sudah tidak relevan lagi. Sistem perbankan harus mampu mempertahankan fungsi operasi kritikal saat terjadi disrupsi untuk pulih kembali. Industri perbankan harus mampu secara cepat beradaptasi terhadap disrupsi dan mempertahankan keberlangsungan bisnis, di samping juga memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dengan kompetitor di bisnis serupa.