Danantara melakukan sega la upaya untuk memperkuat Garuda, mulai dari perombakan pengurus, termasuk ekspatriat berpe ngalaman di industri penerbangan, hingga suntikan dana segar puluhan triliun. Di lain sisi, kondisi industri penerbangan sendiri juga butuh perbaikan.
Source: Istimewa
TURBULENSI yang melanda Garuda Indonesia (Garuda) belum sepenuhnya reda. Pemerintah kembali mengambil langkah strategis untuk menyehatkan Garuda. Melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), pemerintah melakukan segala upaya agar sayap Garuda kembali mengepak lebar penuh tenaga, mulai dari perombakan pengurus hingga injeksi dana segar.
Hingga Oktober 2025, maskapai national flag carrier ini sudah dua kali mengalami bongkar-pasang direksi dan komisaris. Terakhir, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), medio Oktober lalu, pemegang saham mengganti pucuk pimpinan Garuda. Glenny H. Kairupan didapuk sebagai Direktur Utama Garuda, menggantikan Wamildan Tsani. Dua nama warga negara asing (WNA) juga masuk mengisi jajaran top manajemen. Balagopal Kunduvara, mantan eksekutif Singapore Airlines, diangkat sebagai direktur keuangan dan manajemen risiko. Sedangkan, Neil Raymond Mills, mantan bos Scandinavian Airlines, ditunjuk sebagai direktur transformasi.
Danantara juga akan menggelontorkan investasi Rp30 triliun ke Garuda. Injeksi dana segar ini akan dilakukan melalui skema private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Perinciannya, US$1,44 miliar (Rp23,66 triliun) akan disetor tunai, dan US$405 juta (Rp6,65 triliun) dikonversi dari pinjaman pemegang saham.