Belum ada produk di keranjang belanja kamu

Arsitek Konsolidasi Yang Tumbuh Dari Akar Sosial

Bankir mikro satu ini tumbuh dari akar sosial. Ia memimpin konsolidasi besar BPR BKK Jateng dengan ketegasan, empati, dan visi jangka panjang, sambil menyiapkan kaderisasi sebagai warisan kepemimpinan yang ia anggap paling bermakna. Kini, ia sedang memastikan estafet kepemimpinan berjalan mulus, menjadikan BPR BKK Jateng bukan sekadar tempat bekerja, tapi juga medium pengabdian bagi masyarakat.

Oleh Adrianto Sukarso
Sumber : Istimewa

Sumber : Istimewa

TAHUN 2019 menjadi tahun yang krusial bagi BPR Badan Kredit Kecamatan (BKK), bank rural milik pemerintah daerah (pemda) yang berbasis di Jawa Tengah (Jateng). Di tahun tersebut, sebanyak 27 BPR BKK dari provinsi tersebut melakukan merger atau konsolidasi, lalu berubah nama menjadi BPR BKK Jateng, yang kini berbasis di Semarang. Merger dari 27 bank rural di wilayah Jateng me­rupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah bank rural dalam negeri.

Perlu waktu dua tahun sampai akhirnya BPR BKK Jateng resmi beroperasi pada Desember 2021. Dan, di masa transisi itu, sosok yang dipercaya menduduki kursi direktur utama adalah Koesnanto. Ada hal yang cukup menarik dari sosok bankir yang satu ini. Bekerja di bank rural ternyata bukan karena kebetulan. Pria kelahiran Grobogan, 14 November 1968, ini sejak kecil memang mengaku me­miliki ketertarikan pada isu-isu sosial. Ia tumbuh melihat pengabdian orang tuanya sebagai aparatur sipil negara (ASN), dan dari sanalah ia belajar tentang makna pelayanan kepada masyarakat.

Lanjut baca artikel

Rekomendasi Terbaik

Mulai Berlangganan
Premium Infobank Digital

  • Akses ke Semua Artikel dari Semua Edisi Majalah Infobank

  • Baca Artikel & Majalah Tanpa Iklan

  • Kemudahan Akses di Berbagai Perangkat Web & Mobile

MULAI LANGGANAN

Beli majalah
Infobank Edisi Desember 2025

Rp 65.000

BELI