PENULIS ADALAH PEMERHATI SDM BANK DAN SAAT INI CONSULTING DIRECTOR PADA MERCER INDONESIA.
MAKINĀ maju teknologi perbankan, makin jarang kita melihat wajah bank itu sendiri. Semua urusan selesai dalam satu sentuhan layar. Bayar listrik, cicilan mobil, top up dompet digital, atau kirimĀ uang ke anak kuliah, semuanya dilakukan tanpa pernah bertemu dengan satu pun pegawai bank. Praktis, cepat, dan efisien. Cuma, akibatnya bank mulai kehilangan wajahnya, dan pelan-pelan bisa terjebak menjadi komoditas saja.
Pola konsumsi finansial berubah dengan kecepatan hampir tak terkejar. Kita hidup di era invisible banking. Transaksi terjadi di balik layar platform lain, bukan bank itu sendiri: e-commerce, riding application, aplikasi makanan, dompet digital, bahkan marketplace internasional. Alhasil, transaksi perbankan makin gampang, tapi banknya kian tak terlihat.