Kemampuan bank mengelola kredit nonlancar dan memperkuat pencadangan menjadi isu utama agar bank berhasil mengarungi masa sulit dan merebut peluang ketika pandemi COVID-19 diproyeksikan berakhir pada semester kedua 2022. Bagaimana perkembangan kredit 200 debitur terbesar yang oustanding-nya mencapai 21?ri total kredit perbankan yang mencapai Rp5.563,70 triliun? Bagaimana kondisi kredit 10 debitur kelas kakap yang dimonitor OJK? Berapa proyeksi pertumbuhan kredit pada 2022?

Suntikan dana negara yang diajukan untuk BUMN mencapai Rp 148,70 triliun pada 2021 dan 2022, dimana 87% digunakan untuk membiayai penugasan dan restrukturisasi. Perusahaan BUMN mana yang tidak mampu memenuhi kebutuhan investasi sendiri dan harus disuntik PMN untuk ekspansi?

Kucuran kredit masih seret dan penurunan pendapatan bunga bisa berlanjut sampai dengan akhir 2021. Bank-bank harus menyiapkan payung sebelum hujan NPL datang. Kalaupun relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit yang berakhir Maret 2022 kembali diperpanjang, cash flow para debitur sudah megap-megap mengarungi lorong panjang pandemi COVID-19. Ini dia hasil rating 109 bank umum versi Infobank 2021!

Industri perbankan menghadapi gelombang perubahan, mulai dari perekonomian global, perilaku nasabah, regulasi, kompetisi, dan terakhir pandemi COVID-19. Bagaimana bank bisa survive dan sustainable?

Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan menghantui para pelaku bisnis dan sektor jasa keuangan, termasuk industri keuangan nonbank seperti multifinance dan asuransi. Pembiayaan yang direstrukturisasi multifinance masih menanjak dan piutang pembiayaan masih menurun meskipun ada stimulus pajak 0% untuk pembelian kendaraan bermotor. Seberapa kuat kuda-kuda asuransi umum menghadapi demand yang turun di masa pandemi? Gagal bayar produk berbasis investasi bergaransi masih akan mewarnai industri asuransi jiwa seperti dialami Jiwasraya dan Kresna Life?

Potensi duit debt collector dari kredit perbankan dan pembiayaan multifinance yang berpotensi tak tertagih mencapai Rp484 triliun. Apa yang dilakukan debt collector adalah akibat dari perilaku nasabah yang tidak membayar cicilan kreditnya. Hati-hati untuk tidak mengajari masyarakat ngemplang utang sebab besarnya kredit macet bisa menyeret industri perbankan dan perekonomian jatuh ke jurang krisis seperti 1998.

Pasar perbankan ritel Indonesia masih menarik, kendati ditinggalkan Citibank. Banyak bank dari mancanegara yang ahli di corporate banking berlomba masuk ke Indonesia untuk menggarap pasar ritel dengan mencaplok bank lokal yang sudah dekat dengan pasar. Persaingan makin panas dengan hadirnya pesaing baru dengan model bisnis digital. Bagaimana lanskap perbankan ritel ke depan? Mengapa BCA berhasil di retail banking dan mampu melewati masa pandemi dengan baik serta menjadi bank terbaik dalam pelayanan prima? Bagaimana hasil survei “Bank Service Excellence Monitor 2021”?

Masyarakat harus berhati-hati dalam mencari pendanaan, terutama melalui pinjaman online. Begitu juga dalam memilih tempat-tempat berinvestasi untuk mengembangkan dananya. Sudah banyak orang yang tergiur untung selangit malah buntung. Nilai kerugian akibat investasi ilegal dengan memakai skema piramida di Indonesia telah mencapai Rp114,9 triliun selama 20 tahun terakhir.

Bank-bank konvensional harus memperkuat layanan digital banking-nya. Pasarnya sudah dirambah e-commerce dan fintech yang mencatat pertumbuhan bisnis saat kredit perbankan merosot akibat dampak pandemi. Siapa cepat menggarap pasar 203 juta netizen?

Di bawah payung besar Kookmin Financial, Bank KB Bukopin optimistis melakukan transformasi. Bosowa Corporindo yang melanggar ketentuan OJK dalam proses penyehatan Bank KB Bukopin sehingga kehilangan kendali sebagai PSP menggugat OJK yang berhasil “menekan” Kookmin untuk menyelamatkan Bank KB Bukopin yang kesulitan pada pertengahan tahun lalu.

Setelah merosot 2,41% tahun lalu, kredit perbankan 2021 ditargetkan bisa naik 7% hingga 9%. Mampukah obral stimulus moneter dan fiskal menguatkan permintaan kredit dan menarik dunia usaha keluar dari zona merah akibat pandemi COVID-19? Bank mana siap berlari setelah pandemi berakhir?

Industri perbankan syariah menghadapi babak persaingan baru setelah Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah melebur menjadi Bank Syariah Indonesia. Bagaimana kinerja Bank Muamalat yang sudah dua dekade menghadapi rivalitas dengan Bank Syariah Mandiri? Mengapa pencapaian industri perbankan syariah tidak sesuai dengan potensi pasarnya yang besar? Mampukah BSI menjadi lokomotif untuk meningkatkan market share perbankan syariah, dan bagaimana nasib empat BUS yang modalnya di bawah Rp1 triliun?