Infobank Edisi April 1981
Penyertaan bank pemerintah terhadap perusahaan pribumi, bankir-bankir dan pembebasan sandera AS di Iran, Cara membantu si lemah
Penyertaan bank pemerintah terhadap perusahaan pribumi, bankir-bankir dan pembebasan sandera AS di Iran, Cara membantu si lemah
KIK/KMKP ke arah pemerataan pembangunan
Bank perkreditan rakyat, & gol ekonomi lemah, Etiket bagi para bankir
Leasing di Indonesia menjelang dekade kedua, usaha leasing tidak murni lagi?, mencari konsep strategi marketing perbankan di masa resesi, selera: mengembara di dasar laut
Rapor bank baru yang lahir berkat Pakto 88 tak semua bagus. Ada bank yang dijual dan ada pula bank yang tumbuh sangat pesat. Secara metematis, mendirikan bank baru tidak menguntungkan pemiliknya. Tapi, mengapa justru ada pemilik yang punya lebih dari tiga bank? Mengapa pula isu merger sangat mudah diomongkan ketimbang direalisasikan? Juga masih ada bankir mahal yang mengaku profesional tapi tak berdaya menghadapi pemiliknya yang suka aneh-aneh.
Industri perbankan masih akan diwarnai krisis sejumlah bank akibat tekanan kredit macet dan pengelolaan bank yang amburadul. Ada sekitar Rp 50 triliun kredit yang punya potensi macet. Mampukah bank-bank menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti GWM dan BMPK yang dead line-nya di tahun 1997?
Bank Pacifik dan Bank Uppindo terpaksa rela menjadi bank yang dijajakan kepada investor baru. Bagaimana babak akhir kedua bank milik Bank Indonesia ini? Bagaimana kans Bob Hasan dan Aburizal Bakrie? Bagaimana jalan keluarnya: dimerger atau dilikuidasi saja?
Kini Bank Indonesia tak segan-segan mencabut izin bank yang sakit. Benarkah otoritas moneter punya nyali untuk melikuidasi bank bermasalah yang jumlahnya makin banyak? ataukah memang ketentuan likuidasi itu hanyalah gertak sambal agar bank bermasalah cepat berbenah?
Hasil usaha bank selama setahun lalu ternyata babak belur. Apakah ini disebabkan oleh sejumlah aturan pengetatan dari Bank Indonesia (BI) yang melilit bank-bank? Bagaimana mereka bisa lolos dari tekanan berbagai kebijakan BI? Mengapa bank-bank besar yang tumbuh sangat ambisius masih kalah kualitasnya ketimbang bank-bank yang lebih kecil?
Di tengah isu kolusi di tubuh Bank Indonesia dan sakitnya sejumlah bank, diam-diam Bank Central Asia (BCA) menjadi bank paling besar di Indonesia. Bank milik Liem Sioe Liong ini sekaligus menekuk tiga bank pemerintah, yaitu BDN, BRI, dan Bank BNI. Mengapa bank-bank pemerintah tak lagi mampu berada di puncak tangga perbankan Indonesia? Padahal, untuk membendung serbuan bank-bank asing, Indonesia membutuhkan sejumlah bank besar?