Kinerja BPD paling menonjol dibandingkan dengan BUMD-BUMD lain. Supaya perannya sebagai lokomotif penggerak ekonomi daerah lebih optimal, dibutuhkan kolaborasi semua stakeholders. Tapi, juga jangan biarkan BPD sendirian melawan tantangan.
Sumber: Istimewa
IMEJ badan usaha milik daerah (BUMD) memang kalah mentereng dibandingkan dengan korporasi-korporasi besar, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). BUMD kerap luput dari sorotan. Tapi, soal kontribusi, BUMD tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan total aset di atas Rp1.170 triliun, BUMD, khususnya bank pembangunan daerah (BPD), menjadi motor perekonomian daerah. Kontribusinya tidak main-main, termasuk dari sisi serapan tenaga kerja dan sumbangan pajak maupun dividen.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat, saat ini ada total 1.057 BUMD yang tersebar di seluruh Indonesia. Total asetnya tembus Rp1.170 triliun. Sementara, total ekuitas mencapai Rp236,5 triliun dan raihan laba sebesar Rp29,5 triliun serta menyumbang dividen sebesar Rp13,02 triliun. BUMD menyerap 153.760 tenaga kerja, di luar 1.907 orang direksi dan 1.990 orang komisaris atau dewan pengawas.