Hari-hari ini, setidaknya ada 35 bank yang bersekutu untuk melakukan merger, dan ada puluhan bank yang membentuk forum lobi untuk merger. Yang jelas, diperkirakan, 50 bank dari 187 bank yang bermodal gawat akan menempuh merger.

Jangan panik bila melihat bank Anda diberi predikat tidak bagus. Sebab, penilaian hanya didasarkan pada kinerja likuiditas, rentabilitas, efisiensi, kualitas aset, dan permodalan, tanpa menilai kualitas manajemen.

Kredit macet diperkirakan bakal mencapai Rp 300 triliun dan "memanggang" lebih dari 150 bank. Wahai, Bank Indonesia, tiga bulan lagi bank-bank sudah kehabisan "napas" likuiditas. Otoritas moneter kini kehilangan wibawa karena plintat-plintut soal ketentuan modal bank.

Saat ini, ada 140 bank yang menabrak BMPK, dan ada 70 bank melanggar CAR. Tidak hanya itu saja. Ada 40 bank yang LDRnya kebablasan bahkan berpotensi kehabisan likuiditas. Benarkah ketentuan giro wajib minimum (GWM) akan dilonggarkan? Hati-hati Maret 1999 mendatang vonis mati bagi bank rusak.

Program rekapitalisasi telah memaksa bank rusak jatuh ke pelukan pemerintah. Perkiraan sementara, sebanyak 180 bank masuk program rekapitalisasi dan sebagian lagi layak dimatikan. Benarkah pemilik bank lebih happy masuk kategori B yang kredit macetnya ditalangi ketimbang masuk kategori A? Inilah potret bank pasca rekapitalisasi.

Bank-bank swasta sudah di-obok-obok sampai bankirnya klenger. Tapi, anehnya, pemerintah sendiri masih plintat-plintut dalam usaha penyehatan perbankan. Mengapa sampai saat ini, belum juga ada nasabah kakap korup yang dipidana setelah Eddy Tansil

Setelah BCA, Bank Danamon, Bank PDFCI, dan Bank Tiara dicaplok pemerintah, masih akan lagi bank-bank yang kini dirawat di BPPN bakal tinggal nama saja. Selain bankir, kapan nasabah kakap yang punya kredit macet, gemar mark up, dan membuat sempoyongan bank akan dibidik penegak hukum? Apa kabar BMPK bank pemerintah?

Gerak perekonomian Indonesia pada tahun depan diperkirakan akan melambat. Sampai kapan perlambatan tersebut akan berlangsung? Apa usaha-usaha pemerintah untuk mengatasinya?

Bagaimana pertumbuhan modal disetor bank-bank devisa papan bawah, yang setahun lalu masih jauh dari Rp 50 Miliar? Bank mana saja yang rapor modalnya masih merah?

Banyak penerbit commercial paper berguguran. Sudah cukupkah peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia? Mengapa perusahaan penerbit yang memenuhi persyaratan enggan mempublikasikan keberadaannya?

Kepanikan nasabah dan kalangan perbankan ternyata menjadi pemicu utama timbulnya rush. Bagaimana bank mengatur siasat agar likuiditasnya tetap terjaga? Apakah bank-bank kecil yang paling merasakan kesulitan akibat uang ketat?

Bank Indonesia sudah cukup mengingatkan dan menyelamatkan bank. Tapi tetap saja masih ada 11 bank sekarat. Haruskah Bank Indonesia terus merawatnya? atau dibubarkan saja? Betulkah sebelum Undang-Undang perbankan lahir pemerintah pernah melikuidasi 50 bank?